Mankopas. Hari ini, Selasa, 10 September 2024 MAN 2 Nganjuk Studi Tiru ke MAN Kota Pasuruan dipimpin oleh langsung oleh Kepala Madrasah, Kasnan, S.Ag.,M.PdI beserta rombongan, wakakur, tim SKS, guru mapel dan BK. Rombongan yang berjumlah 10 orang tiba di Mankopas sekitar pukul 09.00 disambut Kamad Mankopas beserta unsur pimpinan lainnya. Sebelum acara penyambutan dimulai terlebih dahulu penayangan profil Mankopas kemudian dilanjut profil MAN 2 Nganjuk. Dalam sambutannya Kepala MAN 2 Nganjuk menyampaikan tujuan kedatangannya, pertama, menjalin silaturrahmi dengan keluarga besar mankopas yang sudah lama direncanakan, hari ini baru terwujud. kedua, maksudul a’dhom adalah belajar cara pengelolaan proses pembelajaran cepat (KBC) dalam SKS tipe heterogen dan perlu diketahui MAN 2 Nganjuk sudah menerapkan SKS tipe homogen tahun ketiga yang awalnya kelas akselerasi. Mankopas dengan MAN 2 Nganjuk punya kesamaan dalam hal jumlah siswa dan jalan masuk gang sempit dan ucapan terima kasih dan permohonan maaf beliau sampaikan mengakhiri sambutannya.
Sementara Kepala Mankopas, Dr.Achmad Barik,M.Pd mengawali sambutannya dengan ucapan selamat datang kepada Tim Studi Tiru MAN 2 Nganjuk dilanjutkan pengenalan personalia dari unsur pimpinan Mankopas, Kepala TU, Waka beserta staff, PPK, KTKK, Kepala Ma’had serta Penjamin Mutu. Kemudian disampaikan sejarah pelaksanaan program SKS di Mankopas dan sejak awal Mankopas mendeklarasikan program SKS tipe heterogen dengan narasi program SKS tipe homogen terdapat diskriminasi, rasa ketidak adilan dalam pendidikan karena siswa jurusan MIPA saja yang bisa bergabung program SKS sementara jurusan IPS, Agama dan Bahasa tidak bisa. Alasan kedua dalam program SKS tipe homogen mencari satu rombongan belajar cepat saja terasa sulit tapi kalau heterogen sangat mudah karena bisa diambil dari berbagai jurusa yang ada, MIPA, IPS, Agama dan Bahasa. Juknis terbaru semua program SKS harus heterogen. Tantangan terberat dari program SKS adalah ada pada guru, merubah mind set karena di kelas guru harus ngopeni tiga kelompok belajar, KBL (Kelompok Belajar Lambat), KBN (kelompok Belajar Normal dan KBC (Kelompok Belajar Cepat), Mankopas sudah mewisuda empat siswa KBC (Kelompok Belajar Cepat) lulus dua tahun dan tahun sekarang terbentuk KBC dengan enam belas siswa. Ketika siswa bisa lari kenapa disuruh jalan, ketika siswa bisa lulus daua tahun kenapa harus menunggu tiga tahun. Beliau berpendapat bahwa siswa yang masuk akselerasi cenderung bersifat ekslusif, minta semua fasilitas serba eklusif para gurunya juga merasa eksklusif, bahkan pernah terjadi, siswa menolak seorang guru karena alasan tersebut program ekselerasi ditiadakan. SKS tipe heterogen diyakini sebagai tipe SKS yang pas dengan Kurmer (kurikulum merdeka)._sm.
Beri Komentar